Budaya Organisasi merupakan bagian dari Manajemen Sumber Daya Manusia dan Teori Organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja staff. Manajemen Sumber Daya Manusia melihat Budaya Organisasi diri aspek prilaku, sedangkan Teori organisasi melihat Budaya Organisasi sebagai wadah tempat individu bekerjasama untuk mencapai tujuan.
Perkembangan
Dalam pekembangannya, Budaya Organisasi pertama kali dikenal di Amerika dan Eropa pada era
1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari
Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology.Sedangkan, di Indonesia mulai dikenal pada era 80 – 90-an, saat banyak dibicarakan
tentang konflik budaya, bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta
pembudayaan nilai-nilai baru, serta meningkatkan kinerjan di berbagai tingkatan organisasi maupun administrasi.
Pengertian
Meminjam konsep Peter F. Drucker, Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas. Sedangkan Edgar H. Schein memandang Budaya Organisasi sebagai system makna bersama, yg dianut oleh anggota-anggotanya. Sistem Budaya Organisasi ini yang
membedakan organisasi yg satu terhadap organisasi lainya.
Karakteristik
Lebih lanjut Robbins (2001), memberikan 7 karakteristik budaya organisasi sebagai berikut :
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
2. Perhatian terhadap detail
3. Berorientasi pada hasil
4. Berorientasi kepada manusia
5. Berorientasi pada tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas
Perananan Budaya Organisasi dalam pembanguan kinerja staff
Dari uaraian di atas, jelaslah bahwa Budaya Organisasi
merupakan sistem nilai yang diyakini, dapat dipelajari, dapat diterapkan dan
dikembangkan. Budaya Organisasi berfungsi sebagai perkat, pemersatu,
identitas, citra, motivator bagi seluruh staff dan orang-orang yg ada di dalamnya. Selanjutnya, sistem nilai tersebut diwariskan kepada generasi
berikutnya, dan dapat dijadikan acuan prilaku manusia dalam organisasi yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target kinerja yang ditetapkan.
Tulisan ini sangat berguna untuk mengingat kembali mata kuliah masa lalu yang berguna untuk masa kini sebagai birokrat. thanks you
edi hasymi, terimakasih apresiasinya.
makasih mas cokro, bisa nambah referensi saya dalam menangani masalah di lembaga saya
m syafii, terimakasih. Bersyukur kalau anda memperoleh manfaat dari blog ini. Saya tunggu komentar berikutnya.
bagus sekaliiii….terimakasih bisa menambah ilmu…..usul : berikan contoh2 budaya organisasi dengan penjelasan-penjelasannya
Pak Cokro, saya Gwen mhsw s1 lagi nyusun skripsi dengan judul: “hubungan budaya organisasi dengan kinerja karyawan ***”
nah, kmaren itu saya pernah baca kalo budaya menurut Schein itu ada 3 aja.. (artefak, nilai yang dianggap penting, dan asumsi2 dasar) ngga kayak Gibson..
dalam penurunan variabel budaya organisasi, rencananya saya mau turunin pake yang menurut Schein aja. menurut bapak bagaimana?
Nah (lagi), tadinya saya belum ketemu turunan buat variabel kinerjanya.. tapi setelah baca tulisan bapak tentang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA INDIVIDU: Respon Untuk Zaenul, saya ketemu deh..
Makasih ya pak..tulisannya sangat bermanfaat.
Oiya, pertanyaan saya yang pertama tadi mohon dijawab, Terimakasih.
gwen, terimakasih. Untuk ini silakan anda lihat tulisan saya Budaya Organisasi dalam Peningkatan Kinerja.
Semoga bermanfaat.